Minggu, 29 Juni 2014

Resensi Lagu Tulus - Baru



Album             : Gajah
Lagu                : Baru
Penyanyi         : Tulus
Rilis                 : 19 Februari 2014
Produser          : Ari Renaldi
Aliran              : Jazz, Pop




Muhammad Tulus Rusydi lahir di bukittinggi, Sumatra barat, Indonesia, 20 Agustus 1987 adalah seorang penyanyi dan pencipta lahi berkebangsaan Indonesia yang berdomisili di Bandung. Tulus juga berprofesi sebagai seorang arsitek setelah menamatkan studinya di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Tulus mulai dikenal ketika mulai sering bernyanyi di acara-acara komunitas klab jazz dan kampus-kampus di kota Bandung. Semasa kuliahnya dia pernah bergabung dalam sikuai band.
            Album Perdana Tulus diproduseri oleh Ari Renaldi dan diedarkan oleh Demajors pada September 2011. Tulus juga memiliki album kedua dengan judul Gajah yang resmi diliris pada tanggal 19 Februari 2014 oleh Demajors. Album kedua Tulus mendapat sambutan hangat oleh masyarakat, dimana album ini terjual 5000 kopi pada minggu pertama. Dalam 2 bulan penjualan album ini telah digandakan sebanyak 60.000 kopi.
            Album Gajah memiliki 9 lagu yang semua liriknya ditulis oleh Tulus kecuali lagu dengan judul Baru. Lagu pertama dalam album Gajah tersebut yaitu Baru yang diciptakan oleh Tulus dan Ferry Nurhayat.
            Jika dilihat dari lirik lagu Tulus dengan judul Baru memiliki tujuan ketika dipandang sebelah mata, direndahkan oleh orang lain, maka bangkitlah  dan berilah kejutan kepada orang tersebut bahwa seorang manusia dapat berubah menjadi seseorang yang lebih baik.
            Pada lagu ini Tulus ingin menceritakan seseorang yang bermuka dua dan juga bahwa seseorang yang telah direndahkan, tidak dianggap, tidak dihargai oleh orang  lain pada masa lalu tersebut, di masa yang akan datang dapat berubah menjadi sesosok manusia yang lebih baik. Dimana orang yang telah mengolok-olok tersebut kemudian berubah menjadi baik kepada orang yang sering dihina pada masa lalu dikarenakan orang yang sering dihinanya tersebut sudah berubah menjadi orang yang memiliki kekuasaan dikemudian hari.
            Dalam kehidupan ini dapat diibaratkan seperti roda berputar yaitu hidup tidak selalu diatas ada saatnya hidup dapat berubah menjadi dibawah. Maka dari itu dalam menjalani hidup janganlah merasa sombong dan tidak menghargai orang lain ketika berada diatas. karena mungkin saja orang yang tadinya tidak dihargai tersebut dapat berubah menjadi sosok yang lebih baik kedepannya.
Kelebihan :
1.      Lagu ini dikemas dengan sangat baik dan enak untuk didengarkan.
2.      Dalam lagu ini memiliki makna kehidupan yang begitu baik dan juga dapat dijadikan motivasi bahwasanya dengan suatu usaha yang gigih segala suatu tujuan dapat tercapai.
Kelemahan :
Walaupun lagu ini memiliki motivasi yang baik, tetapi terdapat juga sifat yang kurang baik. Pada lagu ini terkesan memiliki keinginan untuk balas dendam dan tidak mau memaafkan atas perbuatan kurang baik yang telah dilakukan orang tersebut.
Amanat :

            Ketika kita hanya dipandang sebelah mata oleh orang lain. Maka berusahalah lebih gigih dan buktikanlah bahwasanya kita juga bisa seperti orang tersebut.

Ringkasan Lagu Tulus - Baru


Pada lagu Tulus dengan judul Baru memiliki suatu makna yang baik, yang dapat dijadikan sebagai motivasi untuk menjalani permasalahan dalam kehidupan. Motivasi tersebut berupa semangat bahwa setiap manusia bisa atau mampu untuk berubah menjadi sesosok manusia yang lebih baik dimasa depan.
Dalam menjalani hidup terkadang kita dipandang sebelah mata oleh orang-orang yang memiliki kekuatan atau kemampuan diatas kita. Maka dari itu buktikanlah kepada orang-orang yang memandang dengan sebelah mata tersebut bahwa kita juga bisa menjadi seperti mereka asalkan diikuti dengan kemauan yang kuat dan usaha yang gigih.
Pada kehidupan ini diibaratkan seperti roda berputar yaitu hidup tidak selalu diatas ada saatnya hidup dapat berubah menjadi dibawah. Oleh karena itu dalam menjalani kehidupan janganlah merasa sombong ketika sedang berada pada tingkat diatas dan memandang sebelah mata orang-orang yang sedang berada pada tingkat dibawah. Karena manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan memerlukan bantuan orang lain. Jadi janganlah pernah memandang rendah orang lain, mungkin saja suatu saat kita memerlukan bantuan dari orang yang tadinya kita anggap tidak penting tersebut.


Perbedaan Laporan

1.1.Pengertian Laporan Menurut Para Ahli
Menurut Mulyadi (2008) laporan adalah keluaran sistem informasi akuntansi dan berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer. Sedangkan menurut Rama dan Jones (2008) laporan adalah presentasi data yang telah terformat dan terorganisasi dengan baik.
Berdasarkan definisi laporan menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa laporan adalah suatu data-data yang telah diolah sehingga menghasilkan suatu informasi yang disampaikan melalui suatu dokumen.
2.1.Perbedaan Laporan Menurut Bahasanya
Berdasarkan kepada bahasanya laporan terbagi menjadi 2 bentuk yaitu laporan formal dan laporan Informal.
1.      Laporan Formal
Laporan Formal adalah laporan yang ditulis secara ilmiah, yaitu sebagai hasil dari peneliti. Laporan formal memiliki isi singkat tetapi padat dan sistematis serta logis. Biasanya laporan ini bersifat impersonal dan materinya disajikan dalam suatu pola struktur. Bentuk laporan formal terdiri dari :
A.    Bagian Pendahuluan
1)      Halaman Judul
2)      Halaman Pengesahan (jika perlu)
3)      Halaman Motto / Semboyan (jika perlu)
4)      Halaman Persembahan (jika perlu)
5)      Kata Pengantar
6)      Daftar Isi
7)      Daftar Tabel (jika ada)
8)      Daftar Gambar (jika ada)
9)      Daftar Grafik (jika ada)
10)  Abstrak

B.     Bagian Isi
1)      Bab I
                                                       I.            Pendahuluan
                                                    II.            Latar Belakang
                                                 III.            Identifikasi Masalah
                                                 IV.            Pembatasan Masalah / Ruang Lingkup Penelitian
                                                    V.            Rumusan Masalah
                                                 VI.            Tujuan dan Manfaat
2)      Bab II : Kajian Pustaka
3)      Bab III : Metode Penelitian
4)      Bab IV : Pembahasan
5)      Bab V : Penutup

C.     Bagian Penutup
1)      Daftar Pustaka
2)      Daftar Lampiran
3)      Indeks atau Daftar Istilah

2.      Laporan Informal
Laporan Informal adalah laporan yang ditulis tidak dengan kata-kata ilmiah atau ditulis secara popular, dengan menggunakan kata-kata sederhanana, bahasa dan terkadang diselingi dengan kalimat humor atau lucu. Laporan Informal bersifat pribadi yaitu mengikuti dengan kepentingan penulisannya. Laporan Informal terdiri dari :
A.    Laporan Kunjungan
1)      Judul Laporan
2)      Tujuan
3)      Waktu Pelaksanaan
4)      Hasil yang diperoleh

B.     Laporan Percobaan
1)      Judul Percobaan
2)      Pelaksanaan
3)      Urusan kerja
4)      Data yang diperoleh
5)      Kesimpulan

C.     Laporan diskusi
1)      Topik
2)      Moderator
3)      Penyaji
4)      Jumlah peserta
5)      Masalah yang dibicarakan
6)      Pemecahan masalah
7)      Kesimpulan

3.1. Contoh Laporan Formal
PANDUAN PENYUSUNAN USULAN DAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)

1. Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain: melalui peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, pelatihan dan pendidikan, atau dengan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan nonpembelajaran secara profesional lewat penelitian tindakan secara terkendali. Upaya meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi saat menjalankan tugasnya  akan memberi dampak positif ganda. Pertama, peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan pembelajaran yang nyata. Kedua, peningkatan kualitas isi, masukan, proses, dan hasil belajar. Ketiga, peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Keempat, penerapan prinsip pembelajaran berbasis penelitian.
Upaya peningkatan kemampuan meneliti di masa lalu cenderung dirancang dengan pendekatan research-development-dissemination (RDD). Pendekatan ini lebih menekankan perencanaan penelitian yang bersifat top-down dan bersifat kuat orientasi teoritiknya. Paradigma demikian dirasakan tidak sesuai dengan perkembangan pemikiran baru, khususnya Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Pendekatan MPMBS menitikberatkan pada upaya perbaikan mutu yang inisiatifnya berasal dari motivasi internal pendidik dan tenaga kependidikan itu sendiri (an effort to internally initiate  endeavor for quality improvement), dan bersifat pragmatis naturalistik.
MPMBS mengisyaratkan pula adanya kemitraan antar jenjang dan jenis pendidikan, baik yang bersifat praktis maupun dalam tataran konsep. Kebutuhan akan kemitraan yang sehat dan produktif, yang dikembangkan atas prinsip kesetaraan sudah sangat mendesak. Kemitraan  yang sehat antara LPTK dan sekolah adalah sesuatu yang penting, lebih-lebih lagi dalam era otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan. Penelitianpun hendaknya dikelola berdasarkan atas dasar kemitraan yang sehat (kolaboratif), sehingga kedua belah pihak dapat memetik manfaat secara timbal balik (reciprocity of benefits).

2. Tujuan
A.    Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah (SD, SMP, SMA dan SMK).
B.     Membantu guru dan  tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
C.     Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
D.    Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah dan LPTK, sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).
E.     Meningkatkan keterampilan pendidik dan tenaga kependidikan khususnya di sekolah dalam melakukan PTK.
F.      Meningkatkan kerjasama profesional di antara pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah dan LPTK.

3. Bidang Kajian Penelitian Tindakan Kelas
Masalah belajar siswa di sekolah (termasuk di dalam tema ini, antara lain: masalah belajar di kelas, kesalahan-kesalahan pembelajaran, miskonsepsi). Desain dan strategi pembelajaran di kelas (termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran, interaksi di dalam kelas, partisipasi orangtua dalam proses belajar siswa).Alat bantu, media dan sumber belajar (termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah penggunaan media, perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar kelas, peningkatan hubungan antara sekolah dan masyarakat).
Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran (termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen asesmen berbasis kompetensi). Pengembangan pribadi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya (termasuk dalam tema ini antara lain: peningkatan kemandirian dan tanggungjawab peserta didik, peningkatan keefektifan hubungan antara pendidik- peserta didik dan orangtua dalam PBM, peningkatan konsep diri peserta didik). Masalah kurikulum (termasuk dalam tema ini antara lain: implementasi KBK, urutan penyajian materi pokok, interaksi guru-siswa, siswa-materi ajar, dan siswa-lingkungan belajar).

4. Luaran Penelitian Tindakan Kelas
Luaran umum yang diharapkan dihasilkan dari PTK adalah sebuah peningkatan atau perbaikan (improvement and theraphy), antara lain sebagai berikut.
A.    Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
B.     Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.
C.     Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya.
D.    Peningkatan atau perbaikan  terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.
E.     Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah-masalah pendidikan anak di sekolah.
F.      Peningkatan dan perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan  kompetensi siswa di sekolah.

5. Pengusul Penelitian Tindakan Kelas
Semua dosen LPTK (keguruan dan non keguruan) negeri maupun swasta dari semua program studi yang berkolaborasi dengan guru (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK) di sekolah/madrasah.
Khusus untuk dosen LPTK non keguruan dapat mengusulkan PTK dengan catatan mereka harus berkolaborasi dengan guru bidang studi di sekolah.
Para dosen LPTK yang  tidak  sedang terikat Kontrak Kerja Penelitian dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Menristek  (dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Lemlit), atau  tidak sedang studi lanjut (dibuktikan dengan Surat Keterangan Dekan).

6. Kolaborasi dalam Penelitian Tindakan Kelas
Permasalahan penelitian tindakan kelas harus digali atau didiagnosis secara kolaboratif dan sistematis oleh dosen dan guru dari masalah yang nyata dihadapi  guru dan/atau siswa di sekolah. Masalah penelitian bukan dihasilkan dari kajian teoretik atau dari hasil penelitian terdahulu, tetapi masalah  lebih ditekankan pada permasalahan aktual pembelajaran di kelas.
Penelitian ini bersifat kolaboratif, dalam pengertian usulan harus secara jelas menggambarkan peranan dan intensitas masing-masing anggota pada setiap kegiatan penelitian yang dilakukan, yaitu: pada saat mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.
Dalam PTK, kedudukan dosen setara dengan  guru, dalam arti masing-masing mempunyai peran dan tanggungjawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan.

7. Jangka Waktu dan Biaya Penelitian
Usulan penelitian disusun untuk kegiatan selama 10 bulan (persiapan sampai dengan pelaporan hasil). Biaya penelitian untuk setiap usulan maksimum Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah), yang rinciannya terdiri dari:

Honorarium Ketua Peneliti dan anggota (tidak melebihi dari 30% total biaya usulan).
Biaya operasional kegiatan penelitian di sekolah (minimum 30% dari total biaya).
Biaya perjalanan disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan, termasuk biaya perjalanan anggota peneliti ke tempat penelitian.
Lain-lain pengeluaran (dokumentasi, laporan, photocopy, dan lainnya).

8. Kriteria Seleksi
Usulan penelitian akan diseleksi secara ketat oleh Tim Pakar dari perguruan tinggi yang ditunjuk oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi (Dit.PPTK dan KPT). Kriteria evaluasi terhadap usulan penelitian PTK mencakup :

Perumusan Masalah (terutama: asal, relevansi, dan cakupan permasalahan).
Cara Pemecahan Masalah (terutama: rancangan tindakan, dan kontekstualitas tindakan, kriteria keberhasilan sebuah tindakan).
Kemanfaatan Hasil Penelitian (terutama: potensi untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas isi, proses, masukan, atau hasil pembelajaran dan/atau pendidikan).
Prosedur Penelitian (terutama: prosedur diagnosis masalah, perencanaan tindakan, prosedur pelaksanaan tindakan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur refleksi  hasil penelitian).
Kegiatan Pendukung (terutama: jadwal penelitian, sarana pendukung pembelajaran masing-masing anggota penelitian dalam setiap kegiatan penelitian, dan kelayakan pembiayaan).

9. Pemantauan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Pemantauan terhadap pelaksanaan penelitian akan dilakukan oleh Tim yang ditunjuk oleh Dit.PPTK dan KPT, Ditjen Dikti menjelang penulisan laporan akhir penelitian. Pelaksanaan pemantauan akan dikoordinasikan oleh Lembaga Penelitian masing-masing LPTK sebagai penanggungjawab kontrak penelitian di perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Monitoring akan diselenggarakan dengan mempergunakan  Format Pemantauan Penelitian Tindakan Kelas yang dikeluarkan oleh Dit.PPTK dan KPT

10. Tata Cara Pengajuan Usulan Penelitian
A.    Cara Pengajuan Usulan Penelitian
1.      Diajukan lewat Lembaga Penelitian, diketahui oleh Kepala Sekolah yang bersangkutan.
2.      Jumlah anggota maksimal 2 (dua) orang dari LPTK dan 3 (tiga) orang dari guru, atau seorang dosen dari LPTK dan 2  (dua) orang guru.
3.      Seleksi awal terhadap usulan dosen dari LPTK dilaksanakan oleh masing-masing Lemlit dengan memperhatikan secara sungguh-sungguh Panduan Penyusunan Proposal PTK dan Buku Petunjuk Pelaksanaan PTK yang disusun oleh Dit.PPTK dan KPT. Berita acara seleksi perlu dilampirkan.
4.      Seorang peneliti (dosen/guru) hanya diperbolehkan terlibat dalam satu PTK atau RII, baik sebagai  ketua maupun anggota, sehingga tidak diperkenankan merangkap.

B.     Usulan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dengan sampul (cover)  berwarna Biru Muda dan dikirimkan ke Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, Lt.4, Jalan Pintu 1, Senayan-Jakarta oleh masing-masing LPTK Pengusul.

C.     Usulan yang tidak memenuhi ketentuan di atas akan didiskualifikasi dan usulannya tidak diperiksa.

4.1. Contoh Laporan Non Formal
Berbagi Cintah Kasih Saat Waisak 2556 BE
Perayaan Waisak 2556 di vihara Buddha Kirti dipimpin oleh bhikhu Dhammavijayo Mahathera dihadiri mayoritas muda-mudi Buddhis dari berbagai kampus. Kegiatan Visakhapunami puja diawali dengan pelepasan satwa, meditasi, pelimpahan jasa serta bakti sosial donor darah, bakti sosial ke panti jompo undaan. Keceriaan para burung pipit terlihat saat pelepasan satwa atau Fangsen. Mereka beterbangan saat sangkar dibuka oleh Maha pandita Khemawati bersama muda-mudi vihara Buddha Kirti. Demikian pula kegiatan donor darah memperoleh antusiasme dari umat Buddhis.
Juga kegiatan bakti sosial di panti jompo terpancar kebahagiaan di wajah para lansia. “Kegiatan sosial seperti donor darah dan baksos ke panti jompo sebagai proses pembelajaran agar generasi muda memiliki kepedulian sosial terhadap orang lain. Momentum Waisak merupakan saat yang tepat untuk berbagi cinta kasih dan kasih sayang” jelas Maha Pandita Khemawati, ketua vihara Buddha Kirti.
Dalam siraman rohaninya beliau berpesan agar umat Buddhis meneladani kesempurnaan jiwa Sang Buddha dengan cara memiliki kesadaran diri agar bebas dari penderitaan batin. “Penyebab penderitaan adalah kesalahan manusia dalam menggunakan panca indera dengan pikiran, perbuatan, perkataan dan perasaan secara negatif.Bila tak ingin menderita berusaha merubah dengan berpikir secara positif sehingga memperoleh ketenangan dan kebahagiaan batin.
Tubuh jasmani seperti bentuk pikiran, perasaan, panca indera bersifat tidak kekal dan tanpa keakuan. Cara melepaskan penderitaan dengan kesadaran diri untuk mencapai yang tersadarkan dalam diri kita masing-masing. Dengan kejujuran terhadap diri sendiri akan mengurangi penderitaan batin tersebut” kata bhikhu Dhammavijayo Mahathera. Nuansa Waisak merupakan momentum yang tepat untuk introspeksi terhadap kebijaksanaan serta kejujuran terhadap diri kita masing-masing dalam kehidupan kemasyarakatan. Sudahkah kita bijaksana dan jujur terhadap diri sendiri dan orang lain?

Referensi :


Perbedaan Komponen Proposal Ilmiah dan Non Ilmiah

Perbedaan Komponen Proposal Imliah dan Non Ilmiah

1.      Pengertian Karangan
Menurut Lamuddin Finozza karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea.
A.    Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah merupakan karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Atau dapat dikatakan karangan ilmiah merupakan laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang telah ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Karangan ilmiah memiliki ciri-ciri sehingga karangan tersebut dapat dikatakan sebagai suatu karangan ilmiah, adapun ciri-cirinya seperti berikut ini :
1)      Sistematis artinya suatu dalam menuliskan karangan ilmiah harus mengikuti suatu pola urutan tertentu.
2)      Objektif artinya penulisan karangan ilmiah harus sesuai dengan hasil yang diperoleh dari penelitian.
3)      Cermat, tepat, dan benar
4)      Tidak persuasive
5)      Tidak argumentif
6)      Tidak emotif
7)      Tidak mengejar keuntungan sendiri
8)      Tidak melebih-lebihkan sesuatu
Karangan ilmiah memiliki berbagai macam jenisnya. Berikut ini merupakan jenis karangan ilmiah:
1)      Makalah yaitu karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data dilapangan yang bersifat empiris-objektif
2)      Laporan penelitian yaitu suatu hasil atau kesimpulan yang diperoleh melalui suatu penelitian yang dituangkan kedalam suatu laporan.
3)      Kertas kerja yaitu makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius biasanya disajikan dalam lokakarya.
4)      Skripsi yaitu karya tulis ilmiah yang didasarkan atas suatu landasan teori untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ada. Skripsi dibuat untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu (s1)
5)      Tesis yaitu karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih kompleks dari skripsi. Tesis dibuat untuk mendapatkan gelar sarjana strata 2 (master).
6)      Disertasi yaitu suatu karya tulis ilmiah yang dibuat untuk mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan berdasarkan data dan fakta dengan analisis yang lebih terinci. Disertasi dibuat untuk mendapatkan gelar sarjana strata 3 (doctor)

B.     Karangan Non Ilmiah
Karangan non illmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Bahasa dalam karangan non ilmiah menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dan figurative, menggunakan istilah-istilah umum yang dipahami semua kalangan dan menggunakan kalimat yang kurang efektif. Adapun cirri-ciri karangan non ilmiah yaitu :
1)      Ditulis berdasarkan fakta pribadi
2)      Fakta yang disimpulkan subjektif
3)      Gaya bahasa konotatif dan popular
4)      Tidak memuat hipotesis
5)      Penyajian dibarengi dengan sejarah
6)      Bersifat imajinatif
7)      Situasi didramatisir
8)      Bersifat persuasive
Karangan ilmiah memiliki berbagai macam jenisnya. Berikut ini merupakan jenis karangan ilmiah:
1)      Dongeng
2)      Cerpen
3)      Novel
4)      Roman
5)      Anekdot
6)      Hikayat
7)      Cerber
8)      Puisi
9)      Naskah drama

C.    Perbedaan Komponen Proposal Ilmiah dan Non Ilmiah
Proposal ilmiah dan non ilmiah memiliki perbedaan komponen-komponen didalam masing-masing karya tulis tersebut. Pada proposal formal terdiri atas tiga bagian utama, yaitu :

1)      Bagian pendahuluan
Bagian pendahuluan terdiri dari beberapa bagian yaitu sampul dan halaman judul, kata pengantar, ikhtisar, daftar isi, dan lembar pengesahan.
2)      Isi proposal
Isi proposal ilmiah terdiri dari beberapa bagian yaitu latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar, metodologi, fasilitas, personalia, keuntungan dan kerugian, waktu, dan biaya.
3)      Bagian Pelengkap penutup
Bagian ini terdiri dari beberapa bagian yaitu daftar pustaka, lampiran, tabel dan sebagainya.
Sedangkan proposal non ilmiah komponennya merupakan variasi bentuk lain dari bentuk proposal formal karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti proposal bentuk formal.

D.    Contoh Proposal Ilmiah
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
            Internet seringkali disebut sebagai dunia tanpa batas. Beragam informasi bisa didapat di internet dan siapapun bisa mengakses informasi tersebut. Seiring perkembangan teknologi informasi, internet tak hanya memberikan kontribusi positif bagi kehidupan tetapi juga ancaman. Ancaman lebih menakutkan justru datang dari dunia maya, mulai dari serangan virus, Trojanm phishing hingga cracker yang biasa mengotak-atik keamanan sistem komputer.
            Terhubung ke internet ibaratnya membuka pintu komputer untuk bisa diakses oleh siapapun. Melalui pintu tersebutlah, anda dengan sangat mudah bisa menjelajahi belantaran dunia maya entah itu untuk berbelanja online, membaca berita terkini, mengirim e-mail dan lain sebagainya. Namun melalui pintu itulah, hacker bisa masuk dan dengan mudah menghancurkan bahkan mengambil alih kendali system komputer. Pada banyak kesempatan, kita perlu menentukan pilihan mana yang harus dipercaya dan mana yang tidak.
            Sekalipun sesuatu itu berasal dari sumber yang terpercaya dan aman untuk dijalankan. Bisa saja anda menerima e-mail dari sumber terpercaya yang di dalamnya disertakan sebuah link dan mengkliknya. Namun siapa sangka jika ternyata melalui link tersebut, hacker menyisipkan program jahat untuk memata-matai komputer tanpa sepengetahuan Anda. Untuk itulah, komputer membutuhkan suatu benteng yang mampu melindungi komputer dari ancaman berbahaya di internet. Pada dunia maya, benteng atau pelindung ini disebut dengan firewall.
            Keamanan komputer maupun jaringan komputer, terutama yang terhubung ke internet harus direncanakan dan dikoordinasikan dengan baik agar dapat melindungi sumber daya (resource) dan investasi di dalamnya,. Informasi (data) dan pelayanan sudah menjadi sebuah komoditi yang sangat penting. Kemampuan untuk mengakses dan menyediakan informasi secara cepat dan akurat menjadi sangat esensial bagi suatu organisasi, baik yang berupa organisasi komersia (perusahaan), perguruan tinggi, lembaga pemerintahan, maupun individual (pribadi).
1.2. Perumusan Masalah
            Perumusan masalah yang diambil yaitu, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk melakukan optimalisasi firewall pada jaringan skala luas ?
1.3. Tujuan Penelitian
            Berdasarkan dari latar belakang tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat mengoptimalisasikan firewall pada jaringan sehingga dapat mengurangi ancaman-ancaman yang terdapat di dalam dunia internet dan kita menjadi merasa lebih nyaman dalam menjelajahi dunia internet.
1.4. Manfaat Penelitian
            Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat mengenai betapa pentingnya keamanan jaringan khususnya pada jaringan internet. Dan juga diharapkan agar masyarakat mengetahui macam-macam jaringan komputer, informasi mengenai firewall dan juga hal-hal apa saja yang perlu diketahui untuk optimalisasi firewall pada jaringan skala luas.


BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Jaringan komputer
Jaringan komputer merupakan sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel sehingga memungkinkan pengguna untuk melakukan pertukaran informasi berupa dokumen atau data mencetak dengan printer yang sama melalui beberapa komputer, menggunakan software yang saling terhubung. Terdapat 3 jenis jaringan komputer yaitu :
a.       Local Area Network (LAN)
LAN adalah merupakan suatu jaringan dengan area yang relative kecil. Lan biasanya hanya mencakup area 1 KM persegi. Contoh area sekolah.
b.      Metropolitan Area Network (MAN)
MAN biasanya meliputi area yang lebih besar dari LAN. MAN dapat mencakup area mencapai satu provinsi. Misalnya jaringan Bank dimana beberapa kantor cabang sebuah Bank di dalam satu kota dihubungkan antara cabang yang satu dengan yang lainnya.
c.       Wide Area Network (WAN)
WAN merupakan jaringan yang area sudah lebih besar dari MAN. WAN biasanya sudah menggunakan satelit ataupun kabel dibawah laut untuk menghubungkan jaringannya. Misal jaringan BANK BNI yang ada di Indonesia ataupun yang ada di Negara-negara lain.

2.2. Firewall
Firewall merupakan suatu cara/sistem/mekanisme yang diterapkan baik terhadap hardware, software ataupun sistem itu sendiri dengan tujuan untuk melindungi, bik dengan menyaring, membatasi atau bahkan menolak semua kegiatan pada jaringan pribadi dengan jaringan luar yang bukan merupakan ruang lingkupnya.
Firewall didefinisikan sebagai sebuah komponen atau kumpulan komponen yang membatasi akses antara sebuah jaringan yang diproteksi dan internet, atau antara kumpulan-kumpulan jaringan lainnya (Building Internet Firewalls, oleh Chapman dan Zwicky). Firewall mempunyai beberapa tugas :
a.       Pertama dan yang paling penting adalah : harus dapat mengimplementasikan kebijakan security di jaringan (site security policy).
b.      Melakukan filtering : mewajibkan semua trafik yang ada untuk melewati bagian firewall agar dapat diseleksi berdasarkan IP, nomor port, arahnya dan disesuarkan dengan kebijakan security.
Ada beberapa hal yang tidak dapat dilakukan oleh firewall :
a.    Firewall tidak bisa melindungi dari serangan orang dalam
b.    Firewall tidak bisa melindungi serangan yang tidak melalui firewall tersebut.
c.    Firewall tidak bisa melindungi jaringan internal terhadap serangan-serangan model baru.
d.    Firewall tidak bisa melindungi jaringan terhadap virus.

Karakteristik firewall yaitu :
a.    Seluruh kegiatan dari dalam ke luar harus melalui firewall. Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi semua jaringan local kecuali melalui firewall.
b.    Hanya kegiatan yang terdaftar yang dapat melakukan hubungan, hal ini dilakukan dengan mengatur policy pada konfigurasi keamanan local.
c.    Firewall itu sendiri haruslah kebal atau kuat terhadap serangan.

Teknik yang digunakan firewall :
a.    Service control (kendali terhadap layanan)
Firewall akan memeriksa no IP addres dan nomor port yang digunakan baik pada protocol TCP dan UDP, bahkan bisa untuk proxy yang akan menerima dan menterjemahkan setiap permintaan sebelum mengijinkannya.
b.    Direction Control (kendali terhadap arah)
Berdasarkan arah dari berbagai permintaan terhadap layanan yang akan dikenali dan di ijinkan lewat firewall.
c.    User control (kendali terhadap pengguna)
Berdasarkan user untuk menjalankan layanan. Artinya ada user yang dapat menggunakan layanan ada juga yang tidak. Biasanya digunakan untuk membatasi user dari jaringan local untuk mengakses keluar.
d.    Behavior Control (kendali terhadap perlakuan)
Firewall dapat menyaring email untuk mencegah spam.

  
Tipe – tipe Firewall :
a.    Packet filtering Router
Packet ini diaplikasikan dengan cara mengatur semua packet IP baik menuju, melewati atau akan dituju oleh packet tersebut. Aturan penyaringan didasarkan pada header IP dan transport header, termasuk alamat awal IP dan alamat tujuan IP, protocol UDP dan TCP, serta nomor port. Kelebihan tipe ini mudah untuk diimplementasikan, transparan untuk pemakai dan relative cepat.
Sedangkan kelemahan tipe ini rumitnya menyetting paket yang akan difilter. Sementara serangan yang dapat terjadi pada tipe ini :
1.    IP addres spoofing : penyusup dari luar dapat masuk dengan menggunakan IP yang telah di izinkan melalui firewall.
2.    Source routing attacks : tidak menganalisa informasi routing sumber IP, sehingga mungkin untuk membypass firewall.
3.    Tiny Fragment attacks : membagi IP kedalam bagian lebih kecil dan memaksa terbaginya informasi TCP header. Serangan ini berharap firewall hanya memeriksa IP awalnya saja sehingga bagian IP yang lain dapat masuk.
b.    Application-Level Gateway
Tipe ini biasa juga dikenal proxy server yang berfungsi menyalurkan arus aplikasi. Cara kerjanya adalah apabila ada pengguna memakai aplikasi semisal ftp untuk masuk secara remote, maka gateway akan meminta memasukkan alam remote host yang akan diakses. Saat pengguna mengirimkan user ID maka gateway akan berhubungan dengan aplikasi remote host tersebut dan menyalurkan data antara kedua tiitik. Jika data tidak sesua maka firewall akan menolaknya. Kelebihan tipe ini relative lebih aman daripada tipe packet filtering router. Sedangkan kelemahan tipe ini tambahan berlebih di setiap hubungan.
c.    Circuit-Level Gateway
Tipe ini merupakan sistem yang berdiri sendiri. Dimana cara kerjanya  gateway mengatur kedua hubungan TCP, 1 antara dirinya dengan TCP pada pengguna local, sedangkan 1 lagi antara  dirinya dengan TCP pada pengguna luar. Saat terjadi 2 hubungan. Gateway akan menyalurkan TCP segment dari satu hubungan ke lainnya. Pengamanannya terletak pada hubungan mana yang di izinkan.

Merencanakan jaringan dengan firewall berkaitan erat dengan jenis fasilitas apa yang disediakan bagi para pemakai, umumya terdiri dari bagian filter dan bagian gateway.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metodologi Penelitian
            Metodologi penelitian merupakan suatu proses berpikir yang sistematis yang terdiri atas tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan. Metodologi penelitian yang digunakan dalam jurnal penelitan kali ini adalah dengan studi literatur dimana penjelasannya seperti berikut ini.
Melakukan identifikasi masalah dilakukan dengan cara mencari permasalahan yang dapat diselesaikan oleh penulis atau dengan arti lain dapat dilakukan analisis terhadap masalah yang pada proses optimalisasi firewall pada jaringan skala luas. studi literature dilakukan bersamaan dengan identifikasi masalah untuk menunjuang penelitian yang memberikan wawasan secara teoritis dan berperan dalam pengumpulan informasi secara lengkap dalam memecahkan permasalahan. Studi literature yang dilakukan ialah menggunakan referensi dari buku, jurnal ilmiah dan informasi penunjang materi yang dibahas pada pembuatan laporan jurnal ilmiah ini. Setelah proses identifikasi masalah selesai selanjutnya adalah proses implementasi yakni mencari jawaban atas masalah yang dibahas pada jurnal ini. Pada jurnal ini dibahas bagaimana langkah-langkah untuk optimalisasi firewall pada jaringan skala luas.
Referensi :